Selasa, 15 Oktober 2013

cerpenku


DREAMS COME TRUE
“Hei….jangan…!!!” seruku kepada Rani yang sedang mengombang-ambingkan sketsa gambaranku. “Hei.. teman-teman lihat deh gambarannya jelek banget yaa..!!!sok pamer deh huuuuuu” ejeknya dengan bangga dan disusul oleh geng centilnya. Tak kuasa menahan malu, aku bergegas menyaut gambaranku dan seraya berlari ke toilet.
Tok tok tok…. Terdengar bunyi ketukan pintu. “Din, kamu gapapa?” “Din, kok diem aja buka dong… ini aku Sari” “Nah, gitu dong… kamu gapapa kan?” aku hanya bisa menggelengkan kepala. “Sudah, omongan si Rani  dan genk nya itu tak usah kamu gubris…mereka itu memang rada gak waras” “Tapi, apa sih salahku? Akukan baru pindah dari desa ke kota, akupun juga belum kenal sama merekan..kenapa mereka tiba-tiba langsung memusuhiku?” “yang sabar aja yaa..umhh masuk kelas yuk ini waktunya matematika lho..” “huuuuffffhhh”
Jam menunjukkan pukul 10.00 pagi. Ratusan embusan napas lega memenuhi udara. Sekarang jam istirahat. Kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh siswa-siswi sekolah manapun. Pasti tujuan utama mereka adalah kantin sekolah, bagi mereka termasuk aku kantin adalah surganya makanan hihihih…
“kantin yuk Din..laper nich” tegur sari seraya menarikku. “emmmm kamu duluan aja deh aku mau sholat dulu”   “ oh,,ok deh”. Matahari bersinar terik, seakan-akan hendak memanggang hidup-hidup orang yang tengah lalu lalang di jalan raya. Aku juga sedang kepanasan disini. “huuuhhh segarnya..!!!” gumamku dalam hati seusai mengambil wudhu. Aku pun bergegas beranjak ke mushola sekolah untuk melaksanakan sholat duha. Setelah selesai sholat, aku merasa lebih damai. Hatiku tenang dan perasaankupun lebih sejuk.  Akupun beranjak keluar mushola.
“eh lihat tuh anak kampung sok alim banget sih..!!! seru Indri yang ditimpali oleh genk centilnya “iya ihhhh ndeso” sayup-sayup ku mendengar dengan jelas sindiran itu ditujukan kepadaku. Oke, hatiku yang semula sejuk berubah menjadi panas. Hampir meledak kurasa. “Jadiii…” seruku dalam hati. Ya Tuhaaaann… aku tahu kemana arah percakapan mereka..!!! oke, aku abaikan saja, daripada nanti semakin membuatku terluka. “Haaaaahhh whatever you say.. I don’t care.”
“eeehhh kamu napa sihhhh cemberut gitu kayak bebek gak dikasi makan sebulan?” “aku sebel banget deh sama si Indri dkk itu,,ihhh gak bosen-bosennya musuin aku… sebenernya aku ini salah apa sih sama mereka?” “ aahhhh lagi-lagi masalah mereka… udahlah Din, jangankan kamu wong aku yang sudah lama kenal sama mereka aja gg pernah disapa sekalipun kok. Udah tenang aja deh, kan masih ada aku..”
“dari pada pusing mikirin genk gak penting itu, mending ikut aku mandangi si Andre tuh. Uhhh keren banget dia Din !!!” tak ku gubris omongan si Sari, aku palah asik nglamun sendiri. “heeeh ni anak diajak ngomong palah nglamun” seru Sari dengan muka bete nya. “Kamu ngajak aku ngomong ta?” tanyaku dengan polos tanpa dosa. “ enggak aku ngomong sama ini niiihh!!!” sahut Sari sambil menunjuk-nunjukkan botol aqua yang dipeganggnya. Tambah bete mukanya hihihih… “hehehehe iya iya gitu aja nesu…” “hah nesu??? Apaan tuh??” “ups maksudku marah hehehe maklum akukan anak ndeso” “owh ok ok lain kali jangan pakek bahasa alien lagi zo aku gak ngerti hahaha” kami tertawa bersama. “Yah… Andre kemana kok ngilang sihh..” “aduuuh pliss deh kamu gak bosen ta Sar, ngomongin tentang cowok muluk” “hehehe itu salah satu hobi ku”.  Ya Tuhaaaan… aku benar-benar tak habis pikir. Kenapa gak di desa gak di kota metropolitan seperti ini yang ada di otak cewek-cewek itu Cuma bahasan tetang cowok.. aaahhh muak aku dengernya.
            Buuk…!!! Kubanting tubuh mungilku ke kasur. Ku tutup wajahku dengan bantal, setengah berharap aku akan kehabisan napas dan mati lemas. “ Aaaaaaghhhhh” rasanya otak ini hampir meledak saat memingat kata-kata genk nya Indri yang sangat membuatku jengkel. Sampai-sampai ribuan sumpah serapah keluar dari mulutku dengan lancarnya. Setelah beberapa menit aku coba untuk bangkit. Yaahh!!! Sudah cukup menyumpahi mereka. Sekarang saatnya memanjakan perut. “lapaar beeraattt…” seruku seraya berjalan ke dapur. Lalu, mencomot sepotong cake dari kulkas. Hmmmmm nikmat nyeeee…!!!.
            Karena masih lapar, aku membuka tudung saji di meja makan. “Waaahhh kesempatan emas mumpung ibu lagi ke luar, aku bisa menghabiskan semuanya hahaha” gumamku dalam hati.
            Malam menjelang. “ huuuhh suntuk” seruku sambil membanting tubuhku ke kasur. “enaknya ngapain yaa… belajarn sudaah. Makan sudah. Mau nonton tv bosen. Ahaaa.. mana yaaa emmm” cerocosku sambil membolak-balik buku bermaksud mencari buku gambar dan pensil. Biasa kalau lagi galau seperti ini, aku sering menghabiskan waktuku untuk menggambar sketsa-sketsa baju sekedar menghibur hati. Aku akui aku sangat hobi menggambar apalagi membuat desain baju seperti ini. Aku punya cita-cita ingin menjadi seorang perancang busana yang handal suatu saat nanti hihihi. Tak terasa sudah pukuk 00.00 WIB tengah malam. Mungkin saking asiknya sehingga jam-jam berlalu terasa seperti satu menit. Aku bergegas tidur tak lupa ku pasang jam wekerku supaya aku tidak kesiangan besoknya. Yaaa walaupun besok adalah hari minggu, bukan berarti dijadikan malas-malasan. Aku harus tetap bangun pagi untuk melaksanakan sholat dan membantu ibu.  “ Ahhhhhh semoga mimpi bertemu pangeran hehehe…”
            Minggu pagi. Saatnya saatnya beraktivitas lagi. Huufff enaknya pagi-pagi gini baca Koran di teras rumah. Aku bergegas mengambil Koran dan so’-so’ an membolak-balik halamannya seperti babak-bapak sedang membaca Koran hehehe. Aku membuka halaman sembilandan mataku langsung terpaku pada iklan yang menghabiskan setengah halaman Koran tersebut. Di situ dimuat sebuah iklan lomba tata busana yang hadiahnya cukup menggiurkan. Tapi bukan hadiah yang membuatku tertarik. Tetapi karena aku menyukai tata busana. “Ya Tuuhaaan… ini dia yang aku butuhkan..!!” seruku dengan riang. Aku bergegas lari menghampiri ibuku yang tengah sibuk memasak di dapur.”Ibu..ibu lihat deh…” sambil ku sodorkan  iklan tersebut di hadapannya. “Apa siih dek, ibu lagi motong sayur nih…nanti kalau tangan ibu yang kepotong gimana hayoo..” “ihhh ibu lihat duluuuu” setengah memaksa. “waaahhhh ini kesempatan baguus dek. Adek harus ikut. Pokoknya ibu dukung adek 1000%” seru ibuku dengan hebohnya. “ Adek juga mikir gitu, tapi apa mungkin adek bias? Pasti deh saingannya tuh anak yang sudah mahir-mahir gitu.” “ Duuhhh anak ibu kok pesimis gitu siihhh…bukannya cita-citamu pengen jadi perancang busana yang handal. Nah, ini langkah awal buat wujutin itu sayaaang… sudah deh tak usah mikir menang atau kalah, yang penting adalah adek sudah berusaha semaksimal mungkin”.  “ Iya deh bu, tapi kan adek belum bias jahit… ibu inget gak sebulan yang lalu adek mati-matian jahit baju yang robek. Itu pun hasilnya gak karuan.”   “heeemmm udah deh ka nada ibu yang bias ajarin adek. Adek tenang saya yaaaa…”.
     Sejak percakanku dengan ibu kemarin, hari ini aku berniat mengirimkan gambaran desainku ke alamat yang tertera di iklan lomba itu.  Dalam hati aku tak peduli mau menang atau kalah. Setidaknya aku sudah berusaha. Itu prinsip yang ditanamkan ibu kepadaku. Aku sayaang ibuku hihihi.
     Hari ini genap satu bulan aku menunggu kabar dari tempat lomba. Namun tak ada tanda-tanda aku lolos. Awalnya aku sudah putus asa banget, dan bertekat tidak akan memikirkannya lagi. “Din, lihat deh ibu bawa apaan” “ apaan sihh bu?” “ tebak dong..!!!”   “Ummhhh coklat ya buu…”   “ ihhhh dasar otakmu itu pikirannya coklat terus. “ “ trus apa dong..?” “ Taraaa…. Nih ibu dikasi pak pos barusan coba deh buka..!!” dengan berdebar-debar aku perlahan membuka amplop surat itu daaan “ horeeeeee…ibuu aku masuk jadi salah satu finalis desain baju bulan lalu bu..!!!” seraya berlompat-lompat kegirangan sambil memeluk ibuku. “ Iya iyaa Din, tapi ibu jangan di giniin nanti kalau ibu pinsan gimana saying aduuuhhh.” “ hehehe maaf bu abis Dina seneng bangettt.” .  “ Itu tandanya mulai sekarang kamu harus buat itu baju” “ ok bu siaaap tapi ibu mau kaan bantu Dina hehehe?” “Hemmmm dasar…iya deh”
     Genap dua minggu aku berusaha mati-matian dalam membuat busana yang ku rancang. Dan akhirnya jadi juga huuuhhh lega sekali rasanya. Din, gimana sudah selesai kah rancanganmu?  Bunyi sms dari Sari.   Sudah kok… huuhh capek banget rasanya Sar..!!!  (pesan terkirim)  ohhh kalau begitu besok bawaen ke sekolah yaaa aku pengn lihaat ok ok wajib.  Sippp bu Sari hehehe  (pesan terkirim).
*keesokan harinya
     “nih, rancangan ku… gimana menurutmu?”
“wiihhhh kereeen bangeett…. Apa nih temanya?”
“umhhhh temanya teenager dress
“waaahh pas banget dehhhh”
Tak disangka-sangka si Indri dang genknya itu muncul dan langsung megnyaut baju rancanganku dari tangan Sari. “ihhhhhh baju gini aja dibanggain…ini baju cocoknya tuh di masukin gni nih ke dalam got hahahaha” kata Indri.  Dan ditimpali tawa licik oleh genknya. Setelah membuang bajuku ke got merekapun kabur dengan riangnya. “dasar jahat…. Gimana dong nih. Ini nanti sore jam 17.00 WIB mau aku pamerin di lomba itu aduuhhh” sahutku sambil menangis tersedu-sedu. “aduhhh Din, tenang…kendaliin emosimu..kita nantikan pulang jam 13.00 jadi masih ada waktu lah aku anter le launry yaaa uh tenang pasti kelar kok.” “makasih yaaa” kamipun bergegas masuk ke kelas.
     Dalam perjalanan ke tempat laundry aku dan Sari bersenda gurau. Itung-itung menghilangkan sedih di dalam hatiku. “eeehh ada apa itu kok banyak krumunan gitu” kata Sari saat melihat sebrang jalan. “kita lihat yukk !!!” sahut ku. Kamipun berlari ke dalam kerumunan itu. “astaga Din, ini kan indri !!!” loh adek-adk ini kenal sama dia?” kata salah satu orang yang ikut melihat di dalam kerumunan ini. “ iya pak ini teman saya” sahut ku. “Sar, ayo kita bawa Indri ke rumahku” “iya”.
*di rumah
“Dimana aku….” Terdengar suara Indri yang parau. “kamu sudah sadar Ndri… nini aku Dina , tadi  kamu pinsan di jalan makanya aku bawa kau ke rumahku. Kamu kenapa? Kamu sakit? Boleh aku pinjam hp mu? Untuk sekedar member kabar ke orang tuamu.”
“looh kamu kok malah nangis sihhh?” “maaf ya Din, selama ini aku sudah jahat padamu. Tapi ternyata kamu baik banget.” “hahaha sudahlah gak semua kejahatan itu harus dibalas dengan kejahatan bukan? Memangnya apa alas an kalian memusuhiku?” “ sejujurnya aku iri padamu, kamu anak baru tapi semua orang langsung suka dan akrab denganmu.” “oalah hanya karena itu. Ya sudah laaah gak usah di bahas lagi. Gak penting. Oh ya besok amu dating ya di acara lomba ku” “loh bukannya bajumu sudah aku rusakin?”
“hahaha memang sih..tapi sudah beres kok. Bahkan sudah aku setorkan ke panitia dan besok penentuan siapa yang bakal menang.”
“aku akin kamu yang terbaik, pasti aku akan datang. Sekali lagi makasih banyak yaa.”
Di tempat lomba
Pukul 15.00 WIB
     Duuh suasana begiu menegangkan. Aku, Ibu, Sari, Indri saling berpegangan tangan dan berdoa. Rasanya sekujur tubhku seperti di timbun es batu satu truk…. Saking gugupnya. Pengumuman akan segera di bacakan. Sang juri telah menaiki panggung dan akan membacakan hasil akhirnya.
“Dan..pemenang lomba textile tahun ini adalaaahh,,,,,,”
“Duuuhhhh lama banget sihh…bertele-tele banget. Gak tau apa kalau aku sudah  kaku begini” gumamku dalam hati.
“Gaun dengan tema Teenager dress karya Dina Ananditha kau laahh juaranyaaa….” Semua orang bersorak kegirangan. Aku hanya bisa terpaku antara sadar dan gak sadar. Aku,,,Dina juara utama lomba desain yang bonafit… Yaaa Tuhan apakah ini mimpiii…..
“Dina Anandhita dipersilakan naik ke panggung untuk menerima penghargaan.” Dengan dorongan Ibu serta kawan-kawan aku naik ke panggung dan menerima hadiah…..waawww aku bersorak kegirangan seraya memeluk dewan jurinya.. uppsss abis ganteng sihh hehehe…
Inilah langkah awalku meraih impianku….
DEAMS COME TRUE,,,,horeeeeee… impiank menjadi nyata.
Keep smile. !!!